Khalid Amayreh, seorang jurnalis yang menetap di Palestina,
menganalogikan kondisi Zionis sesudah rekonsiliasi Hamas-Fatah dengan
wanita yang “uring-uringan” setelah diceraikan secara buruk.
Pemerintahan penjajah Zionis memutuskan menghukum Otoritas Palestina (OP) karena rekonsiliasinya dengan Hamas dengan menghentikan aliran dana dari pajak ‘rakyat Israel.’
Perdana Menteri ‘Israel’, Ehud Barak, juga meminta Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon, menekan Palestina agar segera mengakui negara ‘Israel’.
Sekutu utama Zionis yakni Amerika Serikat juga tidak kalah “uring-uringan”, tulis Amayreh dalam situs PIC.
Dahulu, ketika disinggung mengenai upaya penegakan hak asasi manusia di Palestina, Kongres Amerika Serikat hanya mengatakan, “Biarkan rakyat Palestina berdamai dulu di antara mereka, karena perdamaian dengan ‘Israel’ hanya akan mungkin terjadi setelah rakyat Palestina mampu hidup berdampingan dengan sesamanya.”
Kini, tidak lama setelah Hamas dan Fatah mengumumkan perjanjian rekonsiliasi di Kairo pada 28 April lalu, beberapa tokoh Kongres AS langsung mengancam akan menghentikan bantuan finansial kepada Palestina.
Apabila selama ini bantuan finansial dari AS memang tulus dimaksudkan untuk membantu rakyat Palestina, kita boleh mengatakan, “Terima kasih, Amerika.”
Akan tetapi, Amayreh menegaskan, jika uang tersebut adalah uang sogokan agar rakyat Palestina mau menjual hak kebangsaan mereka, maka Palestina siap mengatakan kepada AS, “Maaf, kami tidak sudi menerima uang kalian. Bawa saja uang kalian jauh-jauh.”
Pemerintahan penjajah Zionis memutuskan menghukum Otoritas Palestina (OP) karena rekonsiliasinya dengan Hamas dengan menghentikan aliran dana dari pajak ‘rakyat Israel.’
Perdana Menteri ‘Israel’, Ehud Barak, juga meminta Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon, menekan Palestina agar segera mengakui negara ‘Israel’.
Sekutu utama Zionis yakni Amerika Serikat juga tidak kalah “uring-uringan”, tulis Amayreh dalam situs PIC.
Dahulu, ketika disinggung mengenai upaya penegakan hak asasi manusia di Palestina, Kongres Amerika Serikat hanya mengatakan, “Biarkan rakyat Palestina berdamai dulu di antara mereka, karena perdamaian dengan ‘Israel’ hanya akan mungkin terjadi setelah rakyat Palestina mampu hidup berdampingan dengan sesamanya.”
Kini, tidak lama setelah Hamas dan Fatah mengumumkan perjanjian rekonsiliasi di Kairo pada 28 April lalu, beberapa tokoh Kongres AS langsung mengancam akan menghentikan bantuan finansial kepada Palestina.
Apabila selama ini bantuan finansial dari AS memang tulus dimaksudkan untuk membantu rakyat Palestina, kita boleh mengatakan, “Terima kasih, Amerika.”
Akan tetapi, Amayreh menegaskan, jika uang tersebut adalah uang sogokan agar rakyat Palestina mau menjual hak kebangsaan mereka, maka Palestina siap mengatakan kepada AS, “Maaf, kami tidak sudi menerima uang kalian. Bawa saja uang kalian jauh-jauh.”
0 komentar:
Posting Komentar