14 Mei tahun 1948, David Ben Gurion, salah seorang tokoh zionis
internasional, secara resmi memproklamasikan berdirinya negara Zionis yang
kawasannya meliputi setengah dari kawasan Palestina. Proses pendirian negara
ilegal ini dimulai sejak tahun 1917, setelah PD I berakhir, ketika Inggris
menduduki Palestina. Pada masa itu, penduduk asli Palestina yang terdiri
dari kaum muslim, Yahudi, dan Kristen hidup berdampingan dengan damai. Lima
tahun kemudian Liga Bangsa-Bangsa menyetujui didirikannya negara khusus
untuk kaum Yahudi di atas tanah yang diduduki Inggris tersebut.
Sejak saat itu, organisasi-organisasi Zionis melakukan pengiriman kaum
Yahudi dari berbagai penjuru dunia ke Palestina. Organisasi-organisasi teror
Zionis seperti Irgun dan Hagana, juga melakukan berbagai teror dan
pembunuhan massal untuk menakut-nakuti bangsa Palestina agar pergi
meninggalkan tanah air mereka. Pada bulan November 1947, PBB mengeluarkan
resolusi tentang pembentukan dua pemerintahan di Palestina, yaitu Arab dan
Yahudi, dan Baitul Maqdis (Yerusalem) dijadikan zona internasional.
Sementara itu, Inggris mengumumkan akan keluar dari Palestina pendudukan
pada tanggal 15 Mei 1948, namun beberapa jam sebelumnya, Ben Gurion
memproklamasikan berdirinya negara Israel di tanah bekas pendudukan Inggris Nitu.
Negara-negara Kristen terutama Inggris dan Amerika mendukung penuh dengan
segala cara dan bala bantuan demi berdirinya negara Israel, dengan wilayah
berasal dari rampasan tanah Palestina.
Selama berpuluh-puluh tahun kemudian sampai detik ini bangsa Yahudi (Israel)
terus membunuhi ribuan orang Palestina demi memuluskan dan meluaskan
jajahannya di negara Arab tersebut. Ironisnya bangsa Palestina yang berusaha
merebut tanahnya kembali dicap sebagai teroris oleh orang-orang Kristen. Ini
mirip dengan yang terjadi di Indonesia sebelum meraih kemerdekaan dari
Belanda dulu.
Belanda merebut, menguasai dan menjajah wilayah Indonesia, kemudian rakyat
Indonesia berusaha merebut tanahnya kembali dari tangan “si rampok”
(Belanda), namun mereka malah dicap “ekstrimis” oleh Belanda. Sama persis
dengan di Palestina. Israel merebut, menguasai dan menjajah wilayah
Palestina, kemudian rakyat Palestina berusaha merebut tanahnya kembali dari
tangan “si rampok” (Israel), namun mereka malah dicap “teroris” oleh Israel
dan orang-orang Kristen.
Padahal jumlah penduduk sipil Palestina yang telah dibantai oleh Zionis
Israel jauh lebih banyak daripada sebaliknya, penduduk Israel yang terbunuh
akibat aksi-aksi pejuang Palestina. Selama kurun waktu 4 tahun terakhir
(2000-2004) 4.000 warga Palestina telah tewas dibunuh Israel, jumlah ini
MASIH LEBIH BANYAK daripada jumlah warga Israel yang telah dibunuh oleh
Palestina dalam 56 tahun terakhir!, yaitu sejak Israel menduduki tanah
Palestina tahun 1948.
Selain daripada itu, sejak kurun waktu 2000-2004 ini 11.000 warga Palestina
juga menderita luka-luka. Dan 11.000 rakyat Palestina ditahan Israel.
250.000 warga Palestina mengalami luka-luka dengan 25.000 diantaranya
mengalami cacat permanen akibat siksaan yang mereka terima di penjara
Israel. 40.000 rumah penduduk Palestina juga telah diratakan dengan tanah
oleh pihak zionis, dengan dukungan Kristen. Jadi tangan umat Kristen juga
berlumuran darah warga Palestina.
Berdasarkan laporan lembaga pemantau HAM yang beroperasi di daerah
pendudukan, tentara Israel telah membunuh ratusan bocah Palestina sejak
meletusnya Intifada tiga setengah tahun yang lalu.
Menurut juru bicara Human Rights Monitoring Group (HRMG) yang berbasis di
Jerusalem, tentara Israel dan milisi pemukim Yahudi telah membunuh 263 bocah
Palestina berusia 0-14 tahun dan lebih kurang 236 orang berusia 15-18 tahun
sejak Intifada meledak.
Jumlah total muslim Palestina yang dibunuh Israel sejak meletusnya Intifada
diperkirakan mencapai 2670 orang. Sedangkan yang luka-luka dan cacat
dipercaya ada ribuan orang.
Sedangkan di pihak Israel yang terbunuh pada periode yang sama sekitar 838
orang. Di dalamnya termasuk tentara, pemukim, dan penduduk sipil lainnya.
Saya sungguh sangat-sangat-sangat prihatin sekali karena masih ada
orang-orang, khususnya rekan-rekan Kristen sekalian yang telah termakan
propaganda Yahudi sehingga terus menerus mendukung penjajahan dan kebiadaban
mereka di Palestina. Adalah fakta dan tak bisa dibantah, bahwa Zionis
membunuhi penduduk sipil Palestina JAUH-JAUH-JAUH LEBIH BANYAK daripada
sebaliknya.
Lalu? Mengapa di CNN dan media-media barat lainnya -thus dilakukan juga oleh
banyak rekan Kristen di Indonesia- hanya membesar-besarkan setiap perlawanan
yang dilakukan oleh rakyat Palestina sementara RELATIF SANGAT KURANG
mengecam Israel? Justru perjuangan Palestina yang SISI BURUKNYA jauh lebih
kecil dari yang dilakukan oleh Zionis Israel DIANGGAP TERORIS, sedangkan
Zionis Israel sendiri yang sejak jauh sebelumnya sampai detik ini JAUH LEBIH
BIADAB, JAUH LEBIH BANYAK MEMBANTAI dan JAUH LEBIH TERORIS dari bangsa
Palestina justru didukung total tanpa pamrih.
Gejala apa ini? Ini namanya “standar ganda” model apa? Sebelum kalian
semakin “gagal sebagai manusia”, saya menyarankan, cobalah.. cobalah…
cobalah berpikir obyektif barang sejenak. Buang segala tendensi dan
kebencian anda terhadap Islam, dan mulailah meneliti, menelaah semua data
dan fakta dan setelah itu memahami realitas yang terjadi di Palestina. Kalau
kalian belum kehilangan hati kalian, kalau kalian masih mampu menggunakan
nurani kalian, maka kalian pasti akan mendukung perjuangan kemerdekaan
rakyat Palestina dan mengutuk kebiadaban-kebiadaban Zionis Israel selama
ini.
Bahkan, kalangan yang kepepet karena tidak bisa menyangkal betapa jahatnya
zionis Israel, namun karena dalam hati orang tersebut ada kebencian terhadap
Islam, ada yang mengatakan bahwa Zionis Israel dan Palestina “sama-sama
jahat”. Mereka coba membuat excuse supaya kejahatan Israel bisa dieliminir
sedangkan kejahatan Palestina dibesar-besarkan, supaya sama dengan yang
dilakukan Israel. Saya katakan: tidak patut menyamakan kejahatan Israel
dengan perjuangan bangsa Palestina.
Karena zionis Israel jelas jauh lebih jahat daripada Palestina. Mereka sudah
melakukan berbagai kebiadaban sejak dari sebelum berdirinya negara illegal
mereka terhadap bangsa Palestina. Secara kualitas dan kuantitas kejahatan
yang dilakukan oleh rakyat Palestina yang berusaha merebut tanahnya kembali
itu TIDAK ADA APA-APANYA kalau mau dibandingkan dengan kejahatan yang
dilakukan oleh Zionis Israel.
Ketika mereka orang-orang Yahudi itu kembali dari diaspora -di Eropa mereka
ditindas, dibantai dan diusir oleh orang-orang Kristen- dan datang ke
Palestina SEBAGAI TAMU, mereka telah DITERIMA DENGAN BAIK oleh rakyat
Palestina. Namun kemudian apa yang terjadi? Mereka justru membunuhi bangsa
Palestina, membumi hanguskan perumahan mereka, merebut tanah mereka dan
mengusir keluar bangsa Palestina dari negerinya sendiri. Sungguh ironis,
mereka mengusir bangsa Palestina yang telah menerima bangsa Yahudi dengan
baik sebelumnya dan membiarkan mereka hidup di tanah Palestina.
Berikut contoh 2 pembantaian yang dilakukan oleh zionis Israel terhadap
Palestina.
- 14 Februari tahun 1938, kelompok teroris Zionis bernama Palmach, menyerang
desa Sa’sa’ di kawasan Palestina pendudukan dan membantai massal penduduk
desa itu. Aksi teror yang berlangsung hingga keesokan harinya itu,
menghancurkan 20 rumah warga dan menewaskan 60 orang, yang sebagian besar di
antaranya perempuan dan anak-anak. Kelompok Palmach adalah divisi pembunuh
rahasia dari kelompok militan Zionis, Haganah.
Ada tiga kelompok besar teroris Zionis, yaitu Haganah, Irgun, dan Stern
Gang. Kelompok-kelompok ini dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Yitzhak
Shamir, Menachem Begin and David Ben-Gurion, orang-orang yang kemudian malah
dianggap pahlawan dan menjadi pejabat tinggi, seperti Perdana Menteri.
Kelompok-kelompok militan ini melancarkan aksi-aksi teroris terhadap rakyat
sipil Palestina dengan harapan bisa menakuti-nakui mereka agar pergi
meninggalkan rumah mereka sehingga bisa diambil alih oleh orang-orang
Zionis. Kelompok Palmach, yang merupakan divisi pembunuh rahasia kelompok
Haganah pimpinan Yitzhak Rabin, selain membunuh massal warga desa Sa’sa’,
juga tercatat pernah membunuh massal desa di Balad Al-Sheikh dan Lydda.
- 13 Maret 1948, kelompok teroris Zionis, “Hagana”, menyerang desa
Husainiyah yang terletak di Jalilah utara. Dalam serangan ini, kelompok
Hagana menghancurkan rumah-rumah milik warga sipil Palestina dan 60 warga
desa itu dibunuh massal. Pada hari itu pula, tentara Zionis meledakkan
rumah-rumah di Baitul Maqdis sehingga membunuh dan melukai sejumlah orang
Palestina. Pada saat itu, kaum Zionis tengah melakukan persiapan untuk
memproklamasikan berdirinya pemerintahan illegal Israel. Melalui
tindakan-tindakan teror ini, mereka berharap bisa menakut-nakuti rakyat
Palestina agar meninggalkan tanah air mereka.
Lebih lengkap mengenai beberapa pembantaian dan kebiadaban-kebiadaban zionis
Israel lainnya, silahkan klik link posting Forza Islam berikut ini:
50 KEBIADABAN ZIONIS ISRAEL
KLICK HERE
Namun lucunya, si tuan rumah (;Palestina) yang ingin masuk ke rumahnya
kembali dianggap sebagai maling, sedangkan si perampok (;Israel) yang telah
menduduki rumah orang tersebut justru dianggap telah syah dan legal
menguasai rumah itu, bahkan mereka membunuhi orang-orang pemilik rumah
tersebut yang berusaha merebut rumahnya kembali. “Air susu dibalas dengan
air tuba” yang mereka praktekkan terhadap bangsa Palestina itu terkesan
dibiarkan bahkan didukung habis-habisan oleh negara-negara Kristen.
Kalau tidak dibantu negara-negara Kristen seperti AS dan Inggris, sudah dari
dulu-dulu Israel kalah perang melawan Arab. Contohnya pada perang
Arab-Israel 1956, pasukan dari negara-negara Kristen tersebut turun tangan
bahu membahu dengan Yahudi Israel untuk memerangi Arab dalam perebutan
Terusan Suez. Juga dalam perang tahun 1973, Israel sudah terdesak dan hampir
kalah andai saja bala bantuan dari AS tidak datang membantu Israel sehingga
membuat keadaan menjadi berbalik menguntungkan Israel.
Mungkin orang-orang Kristen merasa bersalah dan berdosa, karena mereka TELAH
MEMBUNUH PULUHAN JUTA orang Yahudi sejak berdirinya agama Kristen, sehingga
kini berbalik mendukung Yahudi habis-habisan, itung-itung biar impas alias
menebus dosa mereka. Namun mereka Kristen-Kristen itu yang biadab, umat
Islam yang kena getahnya, tanahnya diambil untuk diberikan kepada Yahudi.
Harusnya kalau mereka orang-orang Kristen itu ingin menebus dosa KEJAHATAN
MEREKA kepada bangsa Yahudi YANG TELAH MEREKA MAMPUSKAN PULUHAN JUTA
DIANTARANYA SELAMA 1500 TAHUN itu, berikan saja daerah-daerah Kristen
sendiri seperti New York atau Nebraska, Sheffield atau Coventry untuk
ditinggali orang Yahudi dan dijadikan negara mereka, jangan main ambil saja
tanah umat Islam.
20 KOMENTAR TENTANG KEBIADABAN ISRAEL TERHADAP PALESTINA
KLICK HERE
Mengapa kini Kristen habis-habisan mendukung Yahudi? Selain karena memang
orang Kristen itu MEMPERTUHANKAN orang Yahudi, maka itu mereka dengan senang
hati selalu memuja dan menjilati pantat setiap orang Yahudi habis-habisan:
[Ibrani 7:14] Sebab telah diketahui oleh semua orang, bahwa TUHAN KITA
BERASAL DARI SUKU YEHUDA dan mengenai suku itu Musa tidak pernah mengatakan
suatu apapun tentang imam-imam.
Juga karena mereka merasa berdosa dan sangat bersalah, karena selama ini
orang-orang Kristen telah memampuskan puluhan juta orang Yahudi. Berikut
contoh kebiadaban-kebiadaban Kristen yang telah menelan korban sangat banyak
umat Yahudi.
20 CONTOH KEBIADABAN KRISTEN MAMPUSKAN PULUHAN JUTA YAHUDI
1. Tahun 388. Kuil pertama Yahudi di dekat sungai Euprath, Irak dihancurkan
atas perintah Bishop Kallinikon.
2. Abad ke 4. Dalam pertengahan abad ke 4 kuil pertama Yahudi lainnya juga
dihancurkan atas perintah Bishop Innocentious dari Dertona di Utara Italia.
3. Abad ke 4 dan 5. Banyak kuil-kuil Yahudi lainnya juga dibakar oleh orang
Kristen. Jumlah orang Yahudi yang terbunuh tidak diketahui.
4. Tahun 589 di Toledo, Spanyol. Para pemuka agama dan penguasa Kristen
melakukan tindakan pembaptisan paksa terhadap semua manusia. Siapa yang
menolak dibaptis, maka akan disiksa atau dibunuh. Sebagai contoh, di
Spanyol, berdasarkan hasil The Third Council of Toledo (589), maka Katolik
dijadikan sebagai agama negara, dan ditetapkan sejumlah keputusan terhadap
kaum Yahudi:
(1) Larangan perkawinan antara pemeluk Yahudi dengan pemeluk Kristen, (2)
Keturunan dari pasangan itu harus dibaptis dengan paksa,
(3) Budak-budak Kristen tidak boleh dimiliki Yahudi,
(4) Yahudi harus dikeluarkan dari semua kantor publik,
(5) Yahudi dilarang membaca Mazmur secara terbuka saat upacara kematian.
Sedikit intermezzo dari Forza Islam. Lewat bukti-bukti yang saya paparkan
ini, dengan jelas telah menunjukkan bahwa sebelum Nabi Muhammad menyebarkan
agama Islam -bahkan pada banyak kasus sebelum Nabi Muhammad Saw dilahirkan-
kekerasan atas nama agama, seperti perusakan rumah ibadah, pembantaian dan
pengkristenan secara paksa (Kristenisasi) terhadap umat agama lain (baca:
Yahudi) memang sudah LUMRAH dilakukan oleh Kristen.
Kebiadaban-kebiadaban atas nama agama ini memang “orisinil” sudah genetiknya
Kristen. Mereka tidak bisa cuci tangan dan menimpakan kejahatan atas nama
Kristen ini ke pundak bangsa Yahudi, karena orang Yahudi tidak pernah
memaksa orang agama lain untuk memeluk agamanya. Coba saja baca Taurat,
Zabur atau Talmud, bahkan bangsa Yahudi menganggap orang-orang non-Yahudi
tidak lebih dari binatang, dan tidak sudi bila agama Yahudinya dipeluk oleh
mereka.
TALMUD
ENTER
Orang-orang Kristen juga tidak bisa mengarang alibi bahwa mereka melakukan
pengkristenan secara paksa itu ke pundak umat Islam, karena terbukti
orang-orang Kristen sudah melakukan Kristenisasi, serta pembantaian dan
perusakan rumah ibadah umat agama lain sejak sebelum Nabi Muhammad Saw
menyebarkan agama Islam.
5. Dalam periode 612-620, banyak terjadi kasus dimana orang Yahudi dibaptis
secara paksa kedalam agama Kristen. Ribuan orang Yahudi terpaksa melarikan
diri ke Prancis dan Afrika untuk menghindari pengkristenan paksa tersebut.
6. Pada 621-631, di bawah pemerintahan Swinthila, perlakuan terhadap Yahudi
sedikit lebih lunak. Pelarian Yahudi kembali ke tempat tinggalnya semula dan
mereka yang telah dibaptis secara paksa kembali lagi ke agama Yahudi.
Tetapi, Swinthila ditumbangkan oleh Sisinad (631-636), yang melanjutkan
praktik pembaptisan paksa kembali kepada orang Yahudi.
7. Euric (680-687) membuat keputusan: seluruh Yahudi yang dibaptis secara
paksa ditempatkan dibawah pengawasan khusus pejabat dan pemuka gereja.
Setelah diKristenkan secara paksa, orang-orang Yahudi itu tetap diawasi
secara ketat oleh gereja, takut kalau-kalau mereka kembali melakukan ibadah
Yahudi.
8. Raja Egica (687-701) membuat keputusan: semua Yahudi di Spanyol
dinyatakan sebagai budak untuk selamanya, harta benda mereka disita, dan
mereka diusir dari rumah-rumah mereka, sehingga akibatnya mereka orang-orang
Yahudi itu tersebar ke berbagai propinsi. Upacara keagamaan Yahudi dilarang
keras. Lebih dari itu, anak-anak Yahudi, umur 7 tahun keatas diambil paksa
dari orang tuanya dan diserahkan kepada keluarga Kristen. (Lihat: Max L.
Margolis dan Alexander Marx, A History of the Jewish People, hal. 304-306).
9. Tahun 694, Dewan Toledo. Misi Kristen terus berjalan, berangkat dari
doktrin, bahwa “di luar Gereja tidak ada keselamatan” (Extra ecclesiam nulla
salus), maka orang Yahudi dijadikan budak, harta mereka disita dan anak-anak
mereka dibaptis secara paksa.
10. Tahun 1010. Bishop Limoges (Prancis) pada tahun 1010 memaksa orang
Yahudi untuk masuk Kristen. Kalau tidak mau mereka dibunuh atau diusir.
Sekali lagi, sejarah sudah membuktikan bahwa motto Kristen sejak jaman
baheula memang sudah sangat jelas: “Kristen atau bunuh!”. Orang-orang
Kristen yang pintar dan berakal -di Eropa sana- sudah banyak yang mengakui
hal ini. Namun banyak pula umat Kristen, yang goblog-goblog dan tak memiliki
kemampuan untuk berempati, yang menutup mata dan menganggap fakta-fakta
sejarah ini seolah-olah tidak pernah terjadi. Mereka memang goblog, tega dan
tak bosan-bosannya untuk membohongi dirinya sendiri.
11. Tahun 1096. Menjelang Perang Salib pertama, tokoh Kristen Prancis
Godfrey Bouillon bersumpah: “the blood of Christ would be avenged by the
blood of Jews”, yang berarti: “Darah Kristus harus dibalas dengan darah
orang-orang Yahudi”.
Akhirnya terbukti kemudian bahwa Kristen benar-benar merealisasikan
ancamannya untuk menumpahkan darah orang-orang Yahudi. Walaupun sebelumnya
sudah ribuan orang Yahudi yang dibantai oleh orang-orang Kristen, ternyata
itupun masih sangat kurang untuk memuaskan dahaga haus darah orang-orang
Kristen.
Terbukti pada tahun 1096 ini pada Perang Salib pertama, ribuan orang Yahudi
dibunuh oleh Salibis Kristen di kota Worm pada 18 Mei 1906, di Mainz pada 27
Mei 1096 sekitar 1100 orang Yahudi juga dibantai. Juga dibunuh orang-orang
Yahudi yang berada di kota-kota lain di Jerman dan Prancis seperti: Cologne,
Moers, Dortmund, Kerpen, Trier, Metz, Regensburg, Dll.
Pada tanggal 15 Juli 1099, ketika Yerusalem ditaklukan oleh Pasukan Salib,
sekitar 60.000 orang dibunuh. Dari jumlah tersebut selain umat Islam, juga
dibantai orang-orang Yahudi, baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak.
Ketika itu berlakulah keganasan luar biasa yang belum pernah terjadi dalam
sejarah umat manusia.
Kaum kafir Kristen itu telah menyembelih penduduk sipil Islam baik lelaki,
perempuan dan anak-anak dengan sangat ganasnya. Mereka juga membantai
orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen yang enggan bergabung dengan kaum
Salib. Keganasan kaum Salib Kristen yang sangat luar biasa itu telah dikutuk
dan diakui oleh para saksi dan penulis sejarah yang terdiri dari berbagai
agama dan bangsa.
12. Tahun 1147. Perang Salib kedua. Ratusan orang Yahudi dibunuh di Ham,
Sully, Carentan dan Rameru di Prancis.
13. Tahun 1290. Raja Inggris, Edward mengusir keluar orang-orang Yahudi dari
wilayahnya secara paksa. Sedangkan pada tahun 1306 giliran Raja Prancis,
Philippe menghalau orang-orang Yahudi keluar dari Prancis. Menurut fakta
sejarah, Raja Phillippe kemudian membolehkan sebagian dari mereka untuk
kembali ke Prancis selepas itu, tetapi keputusan untuk mengusir mereka
kembali dilakukan pada 90 tahun kemudian.
14. Tahun 1349. Di lebih 350 kota Jerman semua Yahudi dibunuh, kebanyakan
dibakar hidup-hidup. Dalam satu tahun ini saja jumlah orang Yahudi yang
dibunuh melebihi jumlah orang Kristen yang dibunuh selama penindasan orang
Roma terhadap orang Kristen.
15. Tahun 1370. Di Belgia orang-orang Yahudi diusir keluar secara
beramai-ramai untuk meninggalkan negara itu. Beberapa pengusiran terhadap
Yahudi lainnya:
- Tahun 1380 di Cekoslovakia, bangsa Yahudi juga dihalau keluar dari sana
oleh Kristen.
- Tahun 1394, orang-orang Yahudi kembali diusir keluar dari Prancis.
- Tahun 1420, tidak mau kalah dengan negara-negara Kristen lain yang
mengusir Yahudi keluar dari negaranya, Raja Austria, Raja Bright ke-V juga
menghalau Yahudi keluar dari Austria tahun 1420.
- Tahun 1444, orang Yahudi diusir keluar di Outricht, Belanda.
- Tahun 1540, Orang-orang Yahudi diusir keluar dari Napoli dan Sardinia
(Italia) oleh orang-orang Katolik.
- Tahun 1551. Di Jerman, golongan Yahudi dihambat dari Bavaria pada tahun
1551.
- Tahun 1582. Orang-orang Yahudi yang sebelumnya telah diusir secara
beramai-ramai di Hungaria, memberanikan diri untuk kembali pulang kesana.
Namun akhirnya mereka dihalau kembali untuk keluar dari sana oleh
orang-orang Kristen tahun 1582.
- Tahun 1744. Orang-orang Yahudi yang telah diusir keluar dari Cekoslovakia
pada tahun 1380, akhirnya kembali ke negara tersebut tahun 1592. Namun
malangnya pada tahun 1744 ini, Queen Maria Theressa telah memerintahkan
penghalauan kembali terhadap semua orang Yahudi.
16. November 1478, Mahkamah Inquisi dibentuk. Sejarah mencatat betapa misi
Kristen telah memakan begitu banyak korban. Di Spanyol, misalnya, Mahkamah
Inquisisi secara resmi dibentuk oleh Paus Sixtus IV pada November 1478, dan
baru berakhir pada 1820. Selama masa inkuisisi di Spanyol, total lebih dari
68 juta jiwa manusia yang dibunuh oleh orang-orang Kristen.
Pembentukan Mahkamah Inquisisi ini dipicu oleh laporan bahwa orang-orang
Yahudi dan Muslim yang telah dipaksa memeluk Kristen (dikenal sebagai
conversos dan marranos) masih tetap mempraktekkan ritualitas agama lama
mereka.
Maka pada tahun 1480, dimulai satu penyelidikan dan pengadilan terhadap para
Conversos (ex Yahudi) dan Marranos (ex Muslim) hasil pengkristenan paksa
ini, di sebuah jalan utama di Kota Barcelona, Spanyol yang dikenal sebagai
Ramblas. Di sini, semua korban disiksa.
Kaum Kristen yang berasal dari Yahudi, misalnya, dicap sebagai heretics
karena masih mempraktikkan tradisi Yahudi, seperti mengenakan baju linen
setiap Hari Sabtu, atau tidak mau memakan babi. Dalam setahun saja, sebanyak
300 orang telah dibakar hidup-hidup.
17. Tahun 1483. Di Spanyol pada abad ke-15, sejarah kelam gereja ditorehkan
oleh seorang Paderi Dominikan bernama Tomas de Torquemada. Kondisi kaum
Yahudi dan Muslim terus memburuk setelah Tomas de Torquemada diangkat
sebagai “inquisitor general” untuk Castil dan Aragon, tahun 1483. Jumlah
yang dibakar hidup-hidup semakin banyak.
Tidak puas dengan membantai para “Yahudi tersembunyi” (crypto-Jews),
Torquemada kemudian berusaha mengusir seluruh Yahudi dari Spanyol. Upaya ini
kemudian berhasil, dengan dikeluarkannya perintah pengusiran Yahudi dari
Spanyol oleh Ferdinand dan Isabella, yang dikenal dengan General Edict on
the Expulsion of the Jews from Aragon and Castile. (Martin Gilbert (ed),
Atlas of The Jewish People, hal. 61-64.)
Sejak abad ke-XIV sampai XIV ini, terjadi pembantaian dan pengusiran
terhadap bangsa Yahudi. Tomas de Torguemeda (1420-1498), kepala pengadilan
inkuisisi Spanyol telah membantai kurang lebih 2.000 orang dengan siksaan
dan mengusir sekitar 200.000 orang bangsa Yahudi.
18. Pada 31 Maret 1492, Raja Ferdinand dan Ratu Isabella menandatangani
Perintah Pengusiran (Edict of Expulsion) yang dibuat untuk membersihkan
Spanyol dari kaum Yahudi. Orang-orang Yahudi juga diberi pilihan: dibaptis
masuk Kristen atau dideportasi. Menurut Armstrong, banyak kaum Yahudi yang
sangat mencintai Andalus (nama lama dari kerajaan muslim di Spanyol),
sehingga mereka terpaksa masuk Kristen supaya tetap tinggal di Spanyol.
Namun, banyak pula kaum Yahudi yang tidak sudi untuk memeluk agama Kristen,
yang mereka tahu pasti menyimpang dari ajaran nabi-nabi mereka selama ribuan
tahun. Maka sekitar 80.000 orang Yahudi kemudian menyeberang ke Portugal,
dan ada 50.000 orang yang mengungsi ke kerajaan baru Islam Utsmaniyah,
dimana mereka disambut dengan baik. Banyak diantara orang-orang Yahudi yang
diusir keluar itu tewas dalam perjalanannya karena dirampok secara keji
-lagi-lagi- oleh orang-orang Kristen.
Selain bermotif keagamaan, pengusiran kaum Yahudi dan Muslim dari Spanyol
oleh Ferdinand dan Isabella juga memberikan banyak kekayaan kepada para
penguasa Kristen Spanyol. Dengan pengusiran itu, mereka berhasil menguasai
seluruh kekayaan Yahudi dan Muslim dan menjual mereka sebagai budak. Bahkan,
diantara mereka yang diusir itu, mereka dirampok di tengah jalan dan sering
dibedah perutnya untuk mencari emas yang diduga disembunyikan dalam perut
kaum yang terusir itu.
Masa kekuasaan Ferdinand -The King of Aragon- dan Isabella -the Queen of
Castile- dicatat sebagai puncak persekusi kaum Yahudi dan Muslim di Spanyol.
Keduanya dikenal sebagai “the Catholic Kings”, yang dipuji sebagai pemersatu
Spanyol. Namun berlumuran darah ribuan umat Islam dan Yahudi yang mereka
bantai.
19. 30 Januari 1933. Adolf Hitler, Katolik Radikal pemimpin Partai Nazi di
Jerman, menjadi kanselir dan membentuk Pemerintahan ke-Tiga (The Third
Reich) yang brutal. Dia mendirikan kamp-kamp konsentrasi didirikan di
berbagai tempat untuk menghabiskan kaum Yahudi. Sekitar 6 juta orang Yahudi,
dimana 1,8 juta diantaranya adalah anak-anak, dibantai oleh Hitler, seorang
pemeluk Kristiani yang taat ini pada periode 1939-1945.
Mengenai perbuatannya untuk menghabisi jutaan kaum Yahudi, Hitler mengakui
bahwa sebelumnya telah berdiskusi dengan uskup. Hitler mengatakan bahwa ia
hanya meneruskan saja apa yang dilakukan oleh Gereja selama 1500 tahun
terhadap orang Yahudi. Hitler berkata: “Mengenai bangsa Yahudi, saya hanya
menjalankan kebijakan yang sama yang telah diterapkan oleh Gereja Katolik
selama 1500 tahun, dimana sudah ditetapkan bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa
yang berbahaya dan harus dipaksa masuk ke dalam ghetto (perkampungan khusus
untuk orang Yahudi), karena Gereja mengetahui seperti apa orang Yahudi itu.
Saya tidak meletakkan sebuah ras diatas agama, saya betul-betul melihat
sesuatu yang berbahaya dari ras ini terhadap Gereja dan negara, dan mungkin
saya telah memberikan pelayan agung terhadap kekristenan.”
20. Tahun 1990-an. Bangkitnya gerakan Neo-Nazi Jerman. Sama seperti 60 tahun
lalu di jaman NAZI-Hitler, mayoritas anggota Neo-Nazi adalah orang-orang
Kristen. Mereka banyak melakukan penyerangan, pembunuhan dan pengrusakan
terhadap umat Yahudi dan umat minoritas lainnya di Jerman.
internasional, secara resmi memproklamasikan berdirinya negara Zionis yang
kawasannya meliputi setengah dari kawasan Palestina. Proses pendirian negara
ilegal ini dimulai sejak tahun 1917, setelah PD I berakhir, ketika Inggris
menduduki Palestina. Pada masa itu, penduduk asli Palestina yang terdiri
dari kaum muslim, Yahudi, dan Kristen hidup berdampingan dengan damai. Lima
tahun kemudian Liga Bangsa-Bangsa menyetujui didirikannya negara khusus
untuk kaum Yahudi di atas tanah yang diduduki Inggris tersebut.
Sejak saat itu, organisasi-organisasi Zionis melakukan pengiriman kaum
Yahudi dari berbagai penjuru dunia ke Palestina. Organisasi-organisasi teror
Zionis seperti Irgun dan Hagana, juga melakukan berbagai teror dan
pembunuhan massal untuk menakut-nakuti bangsa Palestina agar pergi
meninggalkan tanah air mereka. Pada bulan November 1947, PBB mengeluarkan
resolusi tentang pembentukan dua pemerintahan di Palestina, yaitu Arab dan
Yahudi, dan Baitul Maqdis (Yerusalem) dijadikan zona internasional.
Sementara itu, Inggris mengumumkan akan keluar dari Palestina pendudukan
pada tanggal 15 Mei 1948, namun beberapa jam sebelumnya, Ben Gurion
memproklamasikan berdirinya negara Israel di tanah bekas pendudukan Inggris Nitu.
Negara-negara Kristen terutama Inggris dan Amerika mendukung penuh dengan
segala cara dan bala bantuan demi berdirinya negara Israel, dengan wilayah
berasal dari rampasan tanah Palestina.
Selama berpuluh-puluh tahun kemudian sampai detik ini bangsa Yahudi (Israel)
terus membunuhi ribuan orang Palestina demi memuluskan dan meluaskan
jajahannya di negara Arab tersebut. Ironisnya bangsa Palestina yang berusaha
merebut tanahnya kembali dicap sebagai teroris oleh orang-orang Kristen. Ini
mirip dengan yang terjadi di Indonesia sebelum meraih kemerdekaan dari
Belanda dulu.
Belanda merebut, menguasai dan menjajah wilayah Indonesia, kemudian rakyat
Indonesia berusaha merebut tanahnya kembali dari tangan “si rampok”
(Belanda), namun mereka malah dicap “ekstrimis” oleh Belanda. Sama persis
dengan di Palestina. Israel merebut, menguasai dan menjajah wilayah
Palestina, kemudian rakyat Palestina berusaha merebut tanahnya kembali dari
tangan “si rampok” (Israel), namun mereka malah dicap “teroris” oleh Israel
dan orang-orang Kristen.
Padahal jumlah penduduk sipil Palestina yang telah dibantai oleh Zionis
Israel jauh lebih banyak daripada sebaliknya, penduduk Israel yang terbunuh
akibat aksi-aksi pejuang Palestina. Selama kurun waktu 4 tahun terakhir
(2000-2004) 4.000 warga Palestina telah tewas dibunuh Israel, jumlah ini
MASIH LEBIH BANYAK daripada jumlah warga Israel yang telah dibunuh oleh
Palestina dalam 56 tahun terakhir!, yaitu sejak Israel menduduki tanah
Palestina tahun 1948.
Selain daripada itu, sejak kurun waktu 2000-2004 ini 11.000 warga Palestina
juga menderita luka-luka. Dan 11.000 rakyat Palestina ditahan Israel.
250.000 warga Palestina mengalami luka-luka dengan 25.000 diantaranya
mengalami cacat permanen akibat siksaan yang mereka terima di penjara
Israel. 40.000 rumah penduduk Palestina juga telah diratakan dengan tanah
oleh pihak zionis, dengan dukungan Kristen. Jadi tangan umat Kristen juga
berlumuran darah warga Palestina.
Berdasarkan laporan lembaga pemantau HAM yang beroperasi di daerah
pendudukan, tentara Israel telah membunuh ratusan bocah Palestina sejak
meletusnya Intifada tiga setengah tahun yang lalu.
Menurut juru bicara Human Rights Monitoring Group (HRMG) yang berbasis di
Jerusalem, tentara Israel dan milisi pemukim Yahudi telah membunuh 263 bocah
Palestina berusia 0-14 tahun dan lebih kurang 236 orang berusia 15-18 tahun
sejak Intifada meledak.
Jumlah total muslim Palestina yang dibunuh Israel sejak meletusnya Intifada
diperkirakan mencapai 2670 orang. Sedangkan yang luka-luka dan cacat
dipercaya ada ribuan orang.
Sedangkan di pihak Israel yang terbunuh pada periode yang sama sekitar 838
orang. Di dalamnya termasuk tentara, pemukim, dan penduduk sipil lainnya.
Saya sungguh sangat-sangat-sangat prihatin sekali karena masih ada
orang-orang, khususnya rekan-rekan Kristen sekalian yang telah termakan
propaganda Yahudi sehingga terus menerus mendukung penjajahan dan kebiadaban
mereka di Palestina. Adalah fakta dan tak bisa dibantah, bahwa Zionis
membunuhi penduduk sipil Palestina JAUH-JAUH-JAUH LEBIH BANYAK daripada
sebaliknya.
Lalu? Mengapa di CNN dan media-media barat lainnya -thus dilakukan juga oleh
banyak rekan Kristen di Indonesia- hanya membesar-besarkan setiap perlawanan
yang dilakukan oleh rakyat Palestina sementara RELATIF SANGAT KURANG
mengecam Israel? Justru perjuangan Palestina yang SISI BURUKNYA jauh lebih
kecil dari yang dilakukan oleh Zionis Israel DIANGGAP TERORIS, sedangkan
Zionis Israel sendiri yang sejak jauh sebelumnya sampai detik ini JAUH LEBIH
BIADAB, JAUH LEBIH BANYAK MEMBANTAI dan JAUH LEBIH TERORIS dari bangsa
Palestina justru didukung total tanpa pamrih.
Gejala apa ini? Ini namanya “standar ganda” model apa? Sebelum kalian
semakin “gagal sebagai manusia”, saya menyarankan, cobalah.. cobalah…
cobalah berpikir obyektif barang sejenak. Buang segala tendensi dan
kebencian anda terhadap Islam, dan mulailah meneliti, menelaah semua data
dan fakta dan setelah itu memahami realitas yang terjadi di Palestina. Kalau
kalian belum kehilangan hati kalian, kalau kalian masih mampu menggunakan
nurani kalian, maka kalian pasti akan mendukung perjuangan kemerdekaan
rakyat Palestina dan mengutuk kebiadaban-kebiadaban Zionis Israel selama
ini.
Bahkan, kalangan yang kepepet karena tidak bisa menyangkal betapa jahatnya
zionis Israel, namun karena dalam hati orang tersebut ada kebencian terhadap
Islam, ada yang mengatakan bahwa Zionis Israel dan Palestina “sama-sama
jahat”. Mereka coba membuat excuse supaya kejahatan Israel bisa dieliminir
sedangkan kejahatan Palestina dibesar-besarkan, supaya sama dengan yang
dilakukan Israel. Saya katakan: tidak patut menyamakan kejahatan Israel
dengan perjuangan bangsa Palestina.
Karena zionis Israel jelas jauh lebih jahat daripada Palestina. Mereka sudah
melakukan berbagai kebiadaban sejak dari sebelum berdirinya negara illegal
mereka terhadap bangsa Palestina. Secara kualitas dan kuantitas kejahatan
yang dilakukan oleh rakyat Palestina yang berusaha merebut tanahnya kembali
itu TIDAK ADA APA-APANYA kalau mau dibandingkan dengan kejahatan yang
dilakukan oleh Zionis Israel.
Ketika mereka orang-orang Yahudi itu kembali dari diaspora -di Eropa mereka
ditindas, dibantai dan diusir oleh orang-orang Kristen- dan datang ke
Palestina SEBAGAI TAMU, mereka telah DITERIMA DENGAN BAIK oleh rakyat
Palestina. Namun kemudian apa yang terjadi? Mereka justru membunuhi bangsa
Palestina, membumi hanguskan perumahan mereka, merebut tanah mereka dan
mengusir keluar bangsa Palestina dari negerinya sendiri. Sungguh ironis,
mereka mengusir bangsa Palestina yang telah menerima bangsa Yahudi dengan
baik sebelumnya dan membiarkan mereka hidup di tanah Palestina.
Berikut contoh 2 pembantaian yang dilakukan oleh zionis Israel terhadap
Palestina.
- 14 Februari tahun 1938, kelompok teroris Zionis bernama Palmach, menyerang
desa Sa’sa’ di kawasan Palestina pendudukan dan membantai massal penduduk
desa itu. Aksi teror yang berlangsung hingga keesokan harinya itu,
menghancurkan 20 rumah warga dan menewaskan 60 orang, yang sebagian besar di
antaranya perempuan dan anak-anak. Kelompok Palmach adalah divisi pembunuh
rahasia dari kelompok militan Zionis, Haganah.
Ada tiga kelompok besar teroris Zionis, yaitu Haganah, Irgun, dan Stern
Gang. Kelompok-kelompok ini dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Yitzhak
Shamir, Menachem Begin and David Ben-Gurion, orang-orang yang kemudian malah
dianggap pahlawan dan menjadi pejabat tinggi, seperti Perdana Menteri.
Kelompok-kelompok militan ini melancarkan aksi-aksi teroris terhadap rakyat
sipil Palestina dengan harapan bisa menakuti-nakui mereka agar pergi
meninggalkan rumah mereka sehingga bisa diambil alih oleh orang-orang
Zionis. Kelompok Palmach, yang merupakan divisi pembunuh rahasia kelompok
Haganah pimpinan Yitzhak Rabin, selain membunuh massal warga desa Sa’sa’,
juga tercatat pernah membunuh massal desa di Balad Al-Sheikh dan Lydda.
- 13 Maret 1948, kelompok teroris Zionis, “Hagana”, menyerang desa
Husainiyah yang terletak di Jalilah utara. Dalam serangan ini, kelompok
Hagana menghancurkan rumah-rumah milik warga sipil Palestina dan 60 warga
desa itu dibunuh massal. Pada hari itu pula, tentara Zionis meledakkan
rumah-rumah di Baitul Maqdis sehingga membunuh dan melukai sejumlah orang
Palestina. Pada saat itu, kaum Zionis tengah melakukan persiapan untuk
memproklamasikan berdirinya pemerintahan illegal Israel. Melalui
tindakan-tindakan teror ini, mereka berharap bisa menakut-nakuti rakyat
Palestina agar meninggalkan tanah air mereka.
Lebih lengkap mengenai beberapa pembantaian dan kebiadaban-kebiadaban zionis
Israel lainnya, silahkan klik link posting Forza Islam berikut ini:
50 KEBIADABAN ZIONIS ISRAEL
KLICK HERE
Namun lucunya, si tuan rumah (;Palestina) yang ingin masuk ke rumahnya
kembali dianggap sebagai maling, sedangkan si perampok (;Israel) yang telah
menduduki rumah orang tersebut justru dianggap telah syah dan legal
menguasai rumah itu, bahkan mereka membunuhi orang-orang pemilik rumah
tersebut yang berusaha merebut rumahnya kembali. “Air susu dibalas dengan
air tuba” yang mereka praktekkan terhadap bangsa Palestina itu terkesan
dibiarkan bahkan didukung habis-habisan oleh negara-negara Kristen.
Kalau tidak dibantu negara-negara Kristen seperti AS dan Inggris, sudah dari
dulu-dulu Israel kalah perang melawan Arab. Contohnya pada perang
Arab-Israel 1956, pasukan dari negara-negara Kristen tersebut turun tangan
bahu membahu dengan Yahudi Israel untuk memerangi Arab dalam perebutan
Terusan Suez. Juga dalam perang tahun 1973, Israel sudah terdesak dan hampir
kalah andai saja bala bantuan dari AS tidak datang membantu Israel sehingga
membuat keadaan menjadi berbalik menguntungkan Israel.
Mungkin orang-orang Kristen merasa bersalah dan berdosa, karena mereka TELAH
MEMBUNUH PULUHAN JUTA orang Yahudi sejak berdirinya agama Kristen, sehingga
kini berbalik mendukung Yahudi habis-habisan, itung-itung biar impas alias
menebus dosa mereka. Namun mereka Kristen-Kristen itu yang biadab, umat
Islam yang kena getahnya, tanahnya diambil untuk diberikan kepada Yahudi.
Harusnya kalau mereka orang-orang Kristen itu ingin menebus dosa KEJAHATAN
MEREKA kepada bangsa Yahudi YANG TELAH MEREKA MAMPUSKAN PULUHAN JUTA
DIANTARANYA SELAMA 1500 TAHUN itu, berikan saja daerah-daerah Kristen
sendiri seperti New York atau Nebraska, Sheffield atau Coventry untuk
ditinggali orang Yahudi dan dijadikan negara mereka, jangan main ambil saja
tanah umat Islam.
20 KOMENTAR TENTANG KEBIADABAN ISRAEL TERHADAP PALESTINA
KLICK HERE
Mengapa kini Kristen habis-habisan mendukung Yahudi? Selain karena memang
orang Kristen itu MEMPERTUHANKAN orang Yahudi, maka itu mereka dengan senang
hati selalu memuja dan menjilati pantat setiap orang Yahudi habis-habisan:
[Ibrani 7:14] Sebab telah diketahui oleh semua orang, bahwa TUHAN KITA
BERASAL DARI SUKU YEHUDA dan mengenai suku itu Musa tidak pernah mengatakan
suatu apapun tentang imam-imam.
Juga karena mereka merasa berdosa dan sangat bersalah, karena selama ini
orang-orang Kristen telah memampuskan puluhan juta orang Yahudi. Berikut
contoh kebiadaban-kebiadaban Kristen yang telah menelan korban sangat banyak
umat Yahudi.
20 CONTOH KEBIADABAN KRISTEN MAMPUSKAN PULUHAN JUTA YAHUDI
1. Tahun 388. Kuil pertama Yahudi di dekat sungai Euprath, Irak dihancurkan
atas perintah Bishop Kallinikon.
2. Abad ke 4. Dalam pertengahan abad ke 4 kuil pertama Yahudi lainnya juga
dihancurkan atas perintah Bishop Innocentious dari Dertona di Utara Italia.
3. Abad ke 4 dan 5. Banyak kuil-kuil Yahudi lainnya juga dibakar oleh orang
Kristen. Jumlah orang Yahudi yang terbunuh tidak diketahui.
4. Tahun 589 di Toledo, Spanyol. Para pemuka agama dan penguasa Kristen
melakukan tindakan pembaptisan paksa terhadap semua manusia. Siapa yang
menolak dibaptis, maka akan disiksa atau dibunuh. Sebagai contoh, di
Spanyol, berdasarkan hasil The Third Council of Toledo (589), maka Katolik
dijadikan sebagai agama negara, dan ditetapkan sejumlah keputusan terhadap
kaum Yahudi:
(1) Larangan perkawinan antara pemeluk Yahudi dengan pemeluk Kristen, (2)
Keturunan dari pasangan itu harus dibaptis dengan paksa,
(3) Budak-budak Kristen tidak boleh dimiliki Yahudi,
(4) Yahudi harus dikeluarkan dari semua kantor publik,
(5) Yahudi dilarang membaca Mazmur secara terbuka saat upacara kematian.
Sedikit intermezzo dari Forza Islam. Lewat bukti-bukti yang saya paparkan
ini, dengan jelas telah menunjukkan bahwa sebelum Nabi Muhammad menyebarkan
agama Islam -bahkan pada banyak kasus sebelum Nabi Muhammad Saw dilahirkan-
kekerasan atas nama agama, seperti perusakan rumah ibadah, pembantaian dan
pengkristenan secara paksa (Kristenisasi) terhadap umat agama lain (baca:
Yahudi) memang sudah LUMRAH dilakukan oleh Kristen.
Kebiadaban-kebiadaban atas nama agama ini memang “orisinil” sudah genetiknya
Kristen. Mereka tidak bisa cuci tangan dan menimpakan kejahatan atas nama
Kristen ini ke pundak bangsa Yahudi, karena orang Yahudi tidak pernah
memaksa orang agama lain untuk memeluk agamanya. Coba saja baca Taurat,
Zabur atau Talmud, bahkan bangsa Yahudi menganggap orang-orang non-Yahudi
tidak lebih dari binatang, dan tidak sudi bila agama Yahudinya dipeluk oleh
mereka.
TALMUD
ENTER
Orang-orang Kristen juga tidak bisa mengarang alibi bahwa mereka melakukan
pengkristenan secara paksa itu ke pundak umat Islam, karena terbukti
orang-orang Kristen sudah melakukan Kristenisasi, serta pembantaian dan
perusakan rumah ibadah umat agama lain sejak sebelum Nabi Muhammad Saw
menyebarkan agama Islam.
5. Dalam periode 612-620, banyak terjadi kasus dimana orang Yahudi dibaptis
secara paksa kedalam agama Kristen. Ribuan orang Yahudi terpaksa melarikan
diri ke Prancis dan Afrika untuk menghindari pengkristenan paksa tersebut.
6. Pada 621-631, di bawah pemerintahan Swinthila, perlakuan terhadap Yahudi
sedikit lebih lunak. Pelarian Yahudi kembali ke tempat tinggalnya semula dan
mereka yang telah dibaptis secara paksa kembali lagi ke agama Yahudi.
Tetapi, Swinthila ditumbangkan oleh Sisinad (631-636), yang melanjutkan
praktik pembaptisan paksa kembali kepada orang Yahudi.
7. Euric (680-687) membuat keputusan: seluruh Yahudi yang dibaptis secara
paksa ditempatkan dibawah pengawasan khusus pejabat dan pemuka gereja.
Setelah diKristenkan secara paksa, orang-orang Yahudi itu tetap diawasi
secara ketat oleh gereja, takut kalau-kalau mereka kembali melakukan ibadah
Yahudi.
8. Raja Egica (687-701) membuat keputusan: semua Yahudi di Spanyol
dinyatakan sebagai budak untuk selamanya, harta benda mereka disita, dan
mereka diusir dari rumah-rumah mereka, sehingga akibatnya mereka orang-orang
Yahudi itu tersebar ke berbagai propinsi. Upacara keagamaan Yahudi dilarang
keras. Lebih dari itu, anak-anak Yahudi, umur 7 tahun keatas diambil paksa
dari orang tuanya dan diserahkan kepada keluarga Kristen. (Lihat: Max L.
Margolis dan Alexander Marx, A History of the Jewish People, hal. 304-306).
9. Tahun 694, Dewan Toledo. Misi Kristen terus berjalan, berangkat dari
doktrin, bahwa “di luar Gereja tidak ada keselamatan” (Extra ecclesiam nulla
salus), maka orang Yahudi dijadikan budak, harta mereka disita dan anak-anak
mereka dibaptis secara paksa.
10. Tahun 1010. Bishop Limoges (Prancis) pada tahun 1010 memaksa orang
Yahudi untuk masuk Kristen. Kalau tidak mau mereka dibunuh atau diusir.
Sekali lagi, sejarah sudah membuktikan bahwa motto Kristen sejak jaman
baheula memang sudah sangat jelas: “Kristen atau bunuh!”. Orang-orang
Kristen yang pintar dan berakal -di Eropa sana- sudah banyak yang mengakui
hal ini. Namun banyak pula umat Kristen, yang goblog-goblog dan tak memiliki
kemampuan untuk berempati, yang menutup mata dan menganggap fakta-fakta
sejarah ini seolah-olah tidak pernah terjadi. Mereka memang goblog, tega dan
tak bosan-bosannya untuk membohongi dirinya sendiri.
11. Tahun 1096. Menjelang Perang Salib pertama, tokoh Kristen Prancis
Godfrey Bouillon bersumpah: “the blood of Christ would be avenged by the
blood of Jews”, yang berarti: “Darah Kristus harus dibalas dengan darah
orang-orang Yahudi”.
Akhirnya terbukti kemudian bahwa Kristen benar-benar merealisasikan
ancamannya untuk menumpahkan darah orang-orang Yahudi. Walaupun sebelumnya
sudah ribuan orang Yahudi yang dibantai oleh orang-orang Kristen, ternyata
itupun masih sangat kurang untuk memuaskan dahaga haus darah orang-orang
Kristen.
Terbukti pada tahun 1096 ini pada Perang Salib pertama, ribuan orang Yahudi
dibunuh oleh Salibis Kristen di kota Worm pada 18 Mei 1906, di Mainz pada 27
Mei 1096 sekitar 1100 orang Yahudi juga dibantai. Juga dibunuh orang-orang
Yahudi yang berada di kota-kota lain di Jerman dan Prancis seperti: Cologne,
Moers, Dortmund, Kerpen, Trier, Metz, Regensburg, Dll.
Pada tanggal 15 Juli 1099, ketika Yerusalem ditaklukan oleh Pasukan Salib,
sekitar 60.000 orang dibunuh. Dari jumlah tersebut selain umat Islam, juga
dibantai orang-orang Yahudi, baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak.
Ketika itu berlakulah keganasan luar biasa yang belum pernah terjadi dalam
sejarah umat manusia.
Kaum kafir Kristen itu telah menyembelih penduduk sipil Islam baik lelaki,
perempuan dan anak-anak dengan sangat ganasnya. Mereka juga membantai
orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen yang enggan bergabung dengan kaum
Salib. Keganasan kaum Salib Kristen yang sangat luar biasa itu telah dikutuk
dan diakui oleh para saksi dan penulis sejarah yang terdiri dari berbagai
agama dan bangsa.
12. Tahun 1147. Perang Salib kedua. Ratusan orang Yahudi dibunuh di Ham,
Sully, Carentan dan Rameru di Prancis.
13. Tahun 1290. Raja Inggris, Edward mengusir keluar orang-orang Yahudi dari
wilayahnya secara paksa. Sedangkan pada tahun 1306 giliran Raja Prancis,
Philippe menghalau orang-orang Yahudi keluar dari Prancis. Menurut fakta
sejarah, Raja Phillippe kemudian membolehkan sebagian dari mereka untuk
kembali ke Prancis selepas itu, tetapi keputusan untuk mengusir mereka
kembali dilakukan pada 90 tahun kemudian.
14. Tahun 1349. Di lebih 350 kota Jerman semua Yahudi dibunuh, kebanyakan
dibakar hidup-hidup. Dalam satu tahun ini saja jumlah orang Yahudi yang
dibunuh melebihi jumlah orang Kristen yang dibunuh selama penindasan orang
Roma terhadap orang Kristen.
15. Tahun 1370. Di Belgia orang-orang Yahudi diusir keluar secara
beramai-ramai untuk meninggalkan negara itu. Beberapa pengusiran terhadap
Yahudi lainnya:
- Tahun 1380 di Cekoslovakia, bangsa Yahudi juga dihalau keluar dari sana
oleh Kristen.
- Tahun 1394, orang-orang Yahudi kembali diusir keluar dari Prancis.
- Tahun 1420, tidak mau kalah dengan negara-negara Kristen lain yang
mengusir Yahudi keluar dari negaranya, Raja Austria, Raja Bright ke-V juga
menghalau Yahudi keluar dari Austria tahun 1420.
- Tahun 1444, orang Yahudi diusir keluar di Outricht, Belanda.
- Tahun 1540, Orang-orang Yahudi diusir keluar dari Napoli dan Sardinia
(Italia) oleh orang-orang Katolik.
- Tahun 1551. Di Jerman, golongan Yahudi dihambat dari Bavaria pada tahun
1551.
- Tahun 1582. Orang-orang Yahudi yang sebelumnya telah diusir secara
beramai-ramai di Hungaria, memberanikan diri untuk kembali pulang kesana.
Namun akhirnya mereka dihalau kembali untuk keluar dari sana oleh
orang-orang Kristen tahun 1582.
- Tahun 1744. Orang-orang Yahudi yang telah diusir keluar dari Cekoslovakia
pada tahun 1380, akhirnya kembali ke negara tersebut tahun 1592. Namun
malangnya pada tahun 1744 ini, Queen Maria Theressa telah memerintahkan
penghalauan kembali terhadap semua orang Yahudi.
16. November 1478, Mahkamah Inquisi dibentuk. Sejarah mencatat betapa misi
Kristen telah memakan begitu banyak korban. Di Spanyol, misalnya, Mahkamah
Inquisisi secara resmi dibentuk oleh Paus Sixtus IV pada November 1478, dan
baru berakhir pada 1820. Selama masa inkuisisi di Spanyol, total lebih dari
68 juta jiwa manusia yang dibunuh oleh orang-orang Kristen.
Pembentukan Mahkamah Inquisisi ini dipicu oleh laporan bahwa orang-orang
Yahudi dan Muslim yang telah dipaksa memeluk Kristen (dikenal sebagai
conversos dan marranos) masih tetap mempraktekkan ritualitas agama lama
mereka.
Maka pada tahun 1480, dimulai satu penyelidikan dan pengadilan terhadap para
Conversos (ex Yahudi) dan Marranos (ex Muslim) hasil pengkristenan paksa
ini, di sebuah jalan utama di Kota Barcelona, Spanyol yang dikenal sebagai
Ramblas. Di sini, semua korban disiksa.
Kaum Kristen yang berasal dari Yahudi, misalnya, dicap sebagai heretics
karena masih mempraktikkan tradisi Yahudi, seperti mengenakan baju linen
setiap Hari Sabtu, atau tidak mau memakan babi. Dalam setahun saja, sebanyak
300 orang telah dibakar hidup-hidup.
17. Tahun 1483. Di Spanyol pada abad ke-15, sejarah kelam gereja ditorehkan
oleh seorang Paderi Dominikan bernama Tomas de Torquemada. Kondisi kaum
Yahudi dan Muslim terus memburuk setelah Tomas de Torquemada diangkat
sebagai “inquisitor general” untuk Castil dan Aragon, tahun 1483. Jumlah
yang dibakar hidup-hidup semakin banyak.
Tidak puas dengan membantai para “Yahudi tersembunyi” (crypto-Jews),
Torquemada kemudian berusaha mengusir seluruh Yahudi dari Spanyol. Upaya ini
kemudian berhasil, dengan dikeluarkannya perintah pengusiran Yahudi dari
Spanyol oleh Ferdinand dan Isabella, yang dikenal dengan General Edict on
the Expulsion of the Jews from Aragon and Castile. (Martin Gilbert (ed),
Atlas of The Jewish People, hal. 61-64.)
Sejak abad ke-XIV sampai XIV ini, terjadi pembantaian dan pengusiran
terhadap bangsa Yahudi. Tomas de Torguemeda (1420-1498), kepala pengadilan
inkuisisi Spanyol telah membantai kurang lebih 2.000 orang dengan siksaan
dan mengusir sekitar 200.000 orang bangsa Yahudi.
18. Pada 31 Maret 1492, Raja Ferdinand dan Ratu Isabella menandatangani
Perintah Pengusiran (Edict of Expulsion) yang dibuat untuk membersihkan
Spanyol dari kaum Yahudi. Orang-orang Yahudi juga diberi pilihan: dibaptis
masuk Kristen atau dideportasi. Menurut Armstrong, banyak kaum Yahudi yang
sangat mencintai Andalus (nama lama dari kerajaan muslim di Spanyol),
sehingga mereka terpaksa masuk Kristen supaya tetap tinggal di Spanyol.
Namun, banyak pula kaum Yahudi yang tidak sudi untuk memeluk agama Kristen,
yang mereka tahu pasti menyimpang dari ajaran nabi-nabi mereka selama ribuan
tahun. Maka sekitar 80.000 orang Yahudi kemudian menyeberang ke Portugal,
dan ada 50.000 orang yang mengungsi ke kerajaan baru Islam Utsmaniyah,
dimana mereka disambut dengan baik. Banyak diantara orang-orang Yahudi yang
diusir keluar itu tewas dalam perjalanannya karena dirampok secara keji
-lagi-lagi- oleh orang-orang Kristen.
Selain bermotif keagamaan, pengusiran kaum Yahudi dan Muslim dari Spanyol
oleh Ferdinand dan Isabella juga memberikan banyak kekayaan kepada para
penguasa Kristen Spanyol. Dengan pengusiran itu, mereka berhasil menguasai
seluruh kekayaan Yahudi dan Muslim dan menjual mereka sebagai budak. Bahkan,
diantara mereka yang diusir itu, mereka dirampok di tengah jalan dan sering
dibedah perutnya untuk mencari emas yang diduga disembunyikan dalam perut
kaum yang terusir itu.
Masa kekuasaan Ferdinand -The King of Aragon- dan Isabella -the Queen of
Castile- dicatat sebagai puncak persekusi kaum Yahudi dan Muslim di Spanyol.
Keduanya dikenal sebagai “the Catholic Kings”, yang dipuji sebagai pemersatu
Spanyol. Namun berlumuran darah ribuan umat Islam dan Yahudi yang mereka
bantai.
19. 30 Januari 1933. Adolf Hitler, Katolik Radikal pemimpin Partai Nazi di
Jerman, menjadi kanselir dan membentuk Pemerintahan ke-Tiga (The Third
Reich) yang brutal. Dia mendirikan kamp-kamp konsentrasi didirikan di
berbagai tempat untuk menghabiskan kaum Yahudi. Sekitar 6 juta orang Yahudi,
dimana 1,8 juta diantaranya adalah anak-anak, dibantai oleh Hitler, seorang
pemeluk Kristiani yang taat ini pada periode 1939-1945.
Mengenai perbuatannya untuk menghabisi jutaan kaum Yahudi, Hitler mengakui
bahwa sebelumnya telah berdiskusi dengan uskup. Hitler mengatakan bahwa ia
hanya meneruskan saja apa yang dilakukan oleh Gereja selama 1500 tahun
terhadap orang Yahudi. Hitler berkata: “Mengenai bangsa Yahudi, saya hanya
menjalankan kebijakan yang sama yang telah diterapkan oleh Gereja Katolik
selama 1500 tahun, dimana sudah ditetapkan bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa
yang berbahaya dan harus dipaksa masuk ke dalam ghetto (perkampungan khusus
untuk orang Yahudi), karena Gereja mengetahui seperti apa orang Yahudi itu.
Saya tidak meletakkan sebuah ras diatas agama, saya betul-betul melihat
sesuatu yang berbahaya dari ras ini terhadap Gereja dan negara, dan mungkin
saya telah memberikan pelayan agung terhadap kekristenan.”
20. Tahun 1990-an. Bangkitnya gerakan Neo-Nazi Jerman. Sama seperti 60 tahun
lalu di jaman NAZI-Hitler, mayoritas anggota Neo-Nazi adalah orang-orang
Kristen. Mereka banyak melakukan penyerangan, pembunuhan dan pengrusakan
terhadap umat Yahudi dan umat minoritas lainnya di Jerman.
0 komentar:
Posting Komentar