Sabtu, 06 Agustus 2011

Pejuang Palestina Ditangkap Karena Lindungi Istri dari Pelecehan Serdadu Zionis

Syeikh Ra’id Salah, pemimpin Gerakan Islam untuk Palestina 1948, membantah tuduhan bahwa dia ditangkap karena memukul serdadu Zionis yang menginterogasi istrinya.
Yang sebenarnya, kata Syeikh Salah, dia ditangkap di Allenby Bridge di perbatasan Yordania dengan Tepi Barat, karena dia melindungi istrinya yang hendak dilecehkan oleh para petugas keamanan dan polisi Zionis.
Syeikh Salah menyatakan, para serdadu Zionis melakukan “tindakan-tindakan bodoh dan rasialis.”
PIC melaporkan dari Al-Quds (Yerusalem) pernyataan Syeikh Salah bahwa dia dan istrinya sedang dalam perjalanan kembali ke tanah Palestina yang dijajah, sesudah melaksanakan umrah.
Para serdadu menghentikan mereka di perbatasan dan berusaha menggeledah dengan cara yang “provokatif.”
Salah dan istrinya dan dua pasang suami istri lainnya ditahan dengan tuduhan menghambat pekerjaan para petugas keamanan, namun kemudian dibebaskan dengan jaminan.
“Ini untuk pertama kalinya mereka berusaha menggeledah istri saya,” demikian ujar Syeikh Salah yang sudah berulang-kali keluar masuk penjara Zionis karena perjuangannya mempertahankan identitas Muslim dan Arab warga Palestina di kawasan Palestina 1948.
“Memang mereka berniat untuk menyuruh istri saya membuka bajunya, sebagaimana dinyatakan oleh masing-masing polisi dan petugas keamanan itu. Tentu saja ini harus ditolak,” tegas Syeikh Salah sesudah dilepaskan kembali.
“Kami katakan, ‘Istri saya dan saya tidak akan pernah mengizinkan kalian lakukan ini, dan lebih baik kami mati mempertahankan kehormatan kami’.”
“Situasi berkembang, dan saya lalu ditangkap dengan tuduhan-tuduhan perbuatan yang sebenarnya justru mengorbankan saya,” katanya.
“Demikian pula, istri saya adalah korban. Kemudian, sesudah ditahan di kantor polisi di King Hussein Bridge, saya dibawa ke pusat interogasi Maskoubia.”
Syeikh Salah mengajukan pengaduan terhadap tiga pihak: para petugas intelijen yang mengancam dirinya dan kelompoknya, para intel yang menggunakan kata-kata kotor terhadap dirinya dan kelompoknya, dan para detektif kepolisian Zionis yang hendak melecehkan istrinya.
“Saya akan kejar terus kasus ini sampai selesai, meskipun saya harus menggedor semua pintu pengadilan-pengadilan internasional,” janji Syeikh Salah.
Sebagaimana dilaporkan Sahabatalaqsha.com kemarin, pejabat Zionis menuduh Syeikh Salah berusaha memukul petugas yang hendak menginterogasi istrinya.
Sesudah turun dari Mavi Marmara dalam Freedom Flotilla Mei 2010 lalu, Syeikh Salah dikenai tahanan rumah lalu dipenjara selama lima bulan sampai Desember 2010.
Februari tahun ini dia ditahan lagi hanya karena menunjukkan simpati kepada warga Al-Quds yang dirampas rumahnya oleh para pemukim Yahudi ilegal dan serdadu Zionis.

0 komentar:

Posting Komentar